Tuesday, December 11, 2007
Nafsu Besar!
Setelah kantuk berkurang, pekerjaan belum juga nambah. Hm... enaknya ngapain ya? Hm... buka Adsoftheworld! mayan buat referensi. (tangan membuka window mozila, lalu jari-jari menari di atas keyboard menuliskan alamat website: www.kaskus..., dan... enter!) Lhoo... lho... kok ini yang kebuka, gawat2! harus diganti, tapi kok cursor mouse menuju ke kolom log in, menuliskan id dan pasword? AKhhh! Tidaaak! Kerahkan tenaga, arahkan cursor ke sebelah kanan atas, begitu sampai ke tanda "X" langsung buru-buru memerintahkan jari telunjuk untuk menekan hasrat. daaannn... click! Langsung hilang. Fiuuh...
Buru-buru gua keluar ruangan untuk mengalihkan perhatian. Sambil mengambil nafas panjang dan mengusap dada, gua bertekad, nggak boleh tergoda. Harus kuat, harus mantap. bukanya munafik, tapi lagi gak aja geto lho! Haaap... huufff... Butuh pengalihan... butuh pengalihan...
Eh memang kalau niat sudah bulat, ada saja yang mendukung. Tiba-tiba teman gua manggil, "woi Bir! Ini buku yang gua bilang." begitu gua liat judul buku yang terpampang besar dan jelas dengan gaya komik judulnya terbaca "ngobrolin Iklan Yuk!" Degan kecepatan kilat gua sambar buku itu.
Sesampainya di tempat duduk, gua langsung mulai baca dari halaman pertama. Emang ada beberapa halaman yang temen gua sudah ceritain langsung gua skip, tapi sisanya gua baca dengan seksama. Sambil boker, sambil ngupil, sambil congkelin belek, terus tak berhenti.
Membaca buku "Ngobrolin Iklan Yuk!", walau baru sampai seperempat, gua merasakan ada sesuatu yang bergejolak, mendidih, meluap, terbakar (duileeeh)! Sesuatu yang selama ini membuat gua bisa terus bertahan hidup dan punya keberanian mengejar mimpi. Sesuatu yang dalam bahasa indonesia disebut, "hasrat - Nafsu - keinginan besar. Dalam bahasa Inggris biasa disebut... "PASSION".
Friday, November 30, 2007
Memacu Nyali
Gua suka semuanya? Cuma guanya aja yang nggak yakin bisa. Padahal banyak orang yang merasa kalau gua bisa, tapi kenapa guanya sendiri suka ragu ya. Kurang nyali nih! Orang-orang sering bilang, "Jangan takut gagal! coba aja dulu. kalau gagal ya tinggal coba lagi. gampang kan, gitu aja kok repooot..." Kedengarannya emang enteng ya, ngomongnya apalagi, tapi ketika kita harus berhadapan rasanya ada bongkahan besi 100000 ton yang menekan nyali.
Tapi mau gimana pun, pilihannya hanya ada dua; 1. Mundur, 2. Maju terus pantang mundur! Dan... gua ambil pilihan no 2, jadi yaaa... serbuuuu! walau di dalam dada resah mengebu-gebu. But, No Pain No Gain. Ya kan?
Thursday, November 29, 2007
Wednesday, November 28, 2007
Tiga Hitam dan Satu Abu-abu
Which Black Are You? Itu sekarang pertanyaan yang sedang gua cari jawabnya.
Monday, November 26, 2007
Suatu Senja Di Suatu Hari
Tukang bakso, bakwan, dan somay langganan pun mulai berkeliaran, memukul ketokannya sedikit lebih nyaring ketika lewat tepat di depan kantor berbentuk rumah warna putih ini, berharap penghuninya tergoda untuk semangkok atau sepiring kenikmatan.
Ada sesuatu dengan senja yang selalu menebar romantisme setiap kali aku ada di dalamnya. Entah warnanya yang kemerahan, atau suara anak-anak bermain, atau ketokan si abang somay yang bersliweran. Pokoknya hati jadi damai walau banyak kerjaan menumpuk dan gaji belum dibayar. Sebuah keyakinan muncul seiring dengan terbitnya malam, sebuah keyakinan yang mengatakan kalau semuanya pasti punya jalannya masing-masing. Layaknya senja yang hadir untuk mengantarkan malam ke singasananya.
Monday, November 19, 2007
Ketika Si Pungguk Memiliki Bulan
Apa yang kau coret di punggung kertas itu?
Adakah aku mengganggu
Dengan tatapan tak rela lepas
Menatap seorang bidadari bersosok dirimu
melukis biru langit di kanvas jiwa
yang kotor oleh dosa juga dusta
Ataukah mungkin
kau torehkan kisah
Tentang seorang pungguk
yang berhasil miliki bulannya
Setelah sekian lama kisahnya
diceritakan di beratus generasi
akhirnya si pungguk memutuskan
cukup sudah dunia dipenuhi cerita tragis
sekarang saatnya
untuk mengubah cerita hidupnya
lelah dia terus bermimpi
pikirnya di suatu malam
yang lembab oleh hujan
Maka didakinya gunung tertinggi
yang pernah ada di muka bumi
berhari-hari perjuangan
lalui tebing terjal
juga salju tebal
udara dingin tipis terus menusuk
seakan berusaha merobek kulitnya
agar bisa merasuk ke dalam
untuk sedikit kehangatan
Malam sepekat tinta
dingin semakin ganas mencabik
ketika akhirnya
dia tiba di puncak tertinggi dari segala puncak
berdiri sejajar di hadapnya
keindahan yang mampu terangi semesta malam
Tapi setelah dia ada begitu dekat
kejujuran hatinya
yang terpendam beribu tahun
yang selalu dia latih ucap berkali-kali
di setiap detik dalam hidupnya
di atas muka danau,
bersama pantulan bayang rembulan
yang dia anggap senyata aslinya,
menjadi beku seketika
sekeras balok es sebesar pungguknya
yang tak muat keluar dari mulutnya
Dan dia hanya terdiam
memandang
menikmati
merasakan
gemuruh rindu
yang tertahan
dalam dadanya
Begitu banyak yang ingin
dikatakan namun,
tetap saja beku
hingga akhirnya
setetes kejujuran
meluncur pelan
dari jendela hatinya
melewati pipinya
dan tiba di ujung bibirnya
lalu, stop
hanya itu
hanya setetes itu yang mampu dikatakannya
dari berjuta-juta rasa
yang selama ini menggantung
mengganggu tidurnya
hidupnya
tapi sedikit itu telah mengatakan semuanya
Lalu dia membuka lebar tangannya
seperti ingin memeluk sesuatu
membetuk siluet yang melengkung oleh pungguk
bersatu dengan hangatnya cahaya
dalam sebuah pendar besar
yang selama ini hanya bisa dimilikinya
lewat pantulan air di muka danau
di bawah sana
ketika dia masih
menjadi seorang pemimpi
yang kisahnya diceritakan
turun temurun
untuk mengatakan "tidak mungkin"
kepada mereka sesama kaum pemimpi
Wednesday, November 14, 2007
Topeng Kayu
Siapa dia di balik topeng kayu itu?
Yang indah menarikan rindu di panggung hati
Siapa dia di balik topeng kayu itu?
Yang meninggalkan selendang sutranya
Terhampar di batas jiwaku
Siapa dia di balik topeng kayu itu?
Yang keindahannya menjadikan setiap kedip mataku
Mimpi bersamanya
Siapa dia di balik topeng kayu itu?
Yang berlenggok mesra
Mencuri setiap kedip
Dari mereka yang diam-diam bertanya
Siapa dia di balik topeng kayu itu?
Dingin Itu
Ketika dingin itu cairkan sepi
Yang beku di sudut hati
Menghembuskan kabut merah lembut
Dari bibir manisnya
Mencuri nafasku di setiap hirupku
Siapa bilang dingin itu sendirian
Siapa bilang dingin itu menyakitkan
Dingin itu mencandukan seutuhnya
Dingin itu menyesatkan sesungguhnya
Ke ruang terhangat dalam hidup
Yang sering jadi bangkai
Tergilas roda-roda masa
Ketika dingin itu menghanyutkan
Aku biarkan
Biar aku tenggelam
Dalam jendela hatinya
Yang sering dibuangnya
Setiap kali aku coba mengetuknya
Thursday, November 1, 2007
Kancing Pertama
Hari ini keponakan cewek gua, pertama kalinya merayakan ulang tahunnya. Memakai celana pendek krem dan kaos biru bertuliskan billabong di bagian belakang, rambut kipas ala punk yang terbentuk tak sengaja saat ia sedang tidur serta tawa lugunya ia pindah dari satu pelukan ke yang lainnya. Mengingat-ingat “Khan” (panggilan akrabnya) malam ini di atas kasur di dalam kamar kecil ini, memancing sebuah pikiran tentang betapa cepat waktu berlalu. Dulu, 20 tahun, 25 tahun, 40 tahun, atau mungkin 99 tahun yang lalu kita pernah menjadi polos seperti Khan. Sekiranya apa harapan yang ada di benak orang tua kita tentang siapa kita di masa depan? Dokter kah? Pengusaha, agamawan, ilmuwan, guru, copywriter, arsitek, celebrities, pelukis, sastrawan, accounting, gubernur, presiden atau apapun itu yang pasti hawanya positif. Tapi sekarang ini, siapa kita? Boro-boro positif, hobinya ngomongin kejelekan orang lain di belakangnya, mengeluh dari hari ke hari, malas, benci sana benci sini, salahin si itu dan si anu akan masalah yang menimpa kita, dan masih banyak borok-borok yang lain.
Mengingat-ingat si Khan membawa imajinasi gua berputar, seandainya sekarang gua bisa kembali ke ulang tahun pertama gua, tapi dengan memori yang sekarang (ih serem!) sekiranya apa yang akan gua lakukan, kesalahan dan penyesalan apa yang akan gua tebus? Akankah gua belajar lebih sungguh-sungguh agar tidak tinggal kelas, akankah gua berani menyatakan perasaan ke cewek yang diam-diam gua suka, akankah gua bilang ke kakek gua kalau gua sayang, akankah gua memilih sendiri potongan rambut yang nggak mirip cewek, akankah gua ikut marching band waktu pertama kali diajak, akankah gua ambil jurusan sastra Indonesia saat sedang pusing memilih junturungan? Seandainya gua benar-benar bisa kembali ke masa-masa itu, dan mengubahnya, akankah sekarang, semua hal akan menjadi lebih baik? Atau bahkan lebih buruk?
Sekarang si kecil Khan pasti sedang nyenyak terlelap, mungkin dipelukan orang tuanya yang sangat mencintainya. Dari jauh, di atas kasur, di dalam ruangan yang kecil ini, gua mengatupkan tangan dan berdoa, semoga dia bisa memiliki keberanian yang sebagian dari kita tidak mampu miliki, sehingga ia bisa hadapi kenyataan di depan yang akan semakin keras menggigit. Jadikan dia, suatu saat nanti, seseorang yang tidak melihat kesalahan dan penyesalannya di masa lalu sebagai alasan untuk mengeluh, tapi alasan untuk menjadikan ia sebagai seseorang yang lebih baik dan berguna buat orang lain (apapun itu), seperti yang pernah diharapkan ketika ia masih seorang makhluk polos dan lugu yang sedang merayakan ulang tahunnya yang pertama.
Happy 1st B’day Michael Khan Yolody
Wednesday, October 31, 2007
Siapa Lubangi Langit-langit?
Siapa lubangi langit-langit malam ini
Bentuknya sebundar koin
Berpendar bagai pijar dikejar kering
Siapa lubangi langit-langit malam ini
Berjuta celah sebesar jarum
Berpendar bagai pijar dikejar kering
Siapa lubangi langit-langit malam ini
Merobek gelap sedikit-sedikit
Yang jatuh ke relung hati
Berpendar bagai pijar dikejar kering
Ngasal Dari Hati
Latihan, ayo semangat latihan! Setiap malam dalam beberapa hari ini, gua berusaha menjalankan ritual sebelum gua mengijinkan alam sadar bertukar shift dengan alam bawah sadar. Ya… setidaknya dua paragraph lah, tapi kalau bisa lebih jauh sich… lebih bagus. Boleh nulis apa aja, pokoke semangatnya tetap satu, latihan nulis. Walau mata udah sepet, dan besok pasti pasti jadi berat bangun, tapi gua harus dan butuh melakukan ritual ini. Kalau nggak kapan lagi bisa menorehkan sari-sari hati. Kalau di kantor, sebagian besar yang gua tulis untuk klien (kecuali gua curi-curi waktu buat nulis blog,hehehe). Untuk itu perlu adanya penyaluran lain, menulis ngalur ngidul buta arah tapi melek rasa.
Malam ini gua agak lebih ngantuk dari pada malam sebelumnya. Sepertinya karena tadi malam makan sedikit terlalu banyak. Jadi lambung harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengunyah ekstra makanan yang gua asup. Mentang-mentang dapat voucher Pizza Hut dan udah ampir kadaluarsa (31 okt 2007), gua sekeluarga melahap berbagai hidangan di
Gawat, lasagnan gua kayaknya mulai berontak, berantem kali sama si meet lovers. Huf…
Sekarang rasanya gua harus tidur nih. Lampu kesadaran gua semakin meredup, cahanya mulai berpendar kelelahan. Seperti ultraman yang kehabisan tenaga. Sampai di sini saja dulu ritual malam ini. Huf… menulis memang nikmat mat mat mat, apalagi nulisnya sesuka jidat dat dat dat. ;)
Monday, October 29, 2007
Lebih Baik
Jadikan aku copywriter yang lebih baik, yang bisa dengan tepat dan cepat resapi brief
Jadikan aku copywriter yang lebih baik, yang bisa lebih tinggi melayang untuk mengetuk pintu imajinasi tertinggi
Jadikan aku copywriter yang lebih baik, agar mampu terjemahkan imajinasi jadi rangkain kata-kata dari hati.
Jadikan aku copywriter yang lebih baik, yang mampu lalui hari tanpa ucapkan keluh walau hati luluh oleh gagal.
Jadikan aku copywriter yang lebih baik, yang tak pernah datang terlambat apalagi hilang semangat.
Jadikan aku copywriter yang lebih baik, agar mampu lahirkan karya terbaik dari yang terbaik.
Jadikan aku copywriter yang lebih baik, yang sabar pahami maunya klien bahkan ketika mereka sendiri tak tahu apa yang mereka mau.
Jadikan aku copywriter yang lebih baik, yang tak mudah puas dan selalu buas untuk terus berkarya dan belajar.
Jadikan aku copywriter yang lebih baik, yang bisa tulus peduli tak hanya kepada mereka yang baik padaku, tapi juga kepada mereka yang menatapku setengah hati.
Jadikan aku copywriter yang lebih baik, yang tidak malas latihan nulis walau mood sedang nggak mood mengukir kata.
Tapi…
Jangan jadikan aku copywriter terbaik sebelum aku berhasil jalani semua dengan baik.
Jadikan aku copywriter yang lebih baik
Jadikan aku copywriter yang lebih baik
Jadikan aku copywriter yang lebih baik
Agar aku bisa memberikan yang terbaik.
amien
Friday, October 26, 2007
Prematur
Ruangan putih kecil yang berantakan ini segera saja menjadi sepi. Penghuninya tinggal seorang copywriter berdua bersama sepinya. Celotehan dan hujatan spontan yang biasanya keluar dari ke dua emak-emak itu ikut pergi bersama mereka. yang tinggal hanya komputer-komputer, meja kosong dan beberpaa potong ingatan akan masa-masa seru mereka yang sulit untuk di gantikan.
Mungkin si copywriter aja yang terlalu mellow, banyak orang sih yang bilang begitu, tapi emang perasaannya dia saat ini seperti itu. Si copywriter hanya mencoba jujur sama diri sendiri, hal yang sekarang ini sepertinya terlalu sakit untuk dijalani. Tuh kan mellow lagi. huahahaha
Akhir dari kisah ini bukan untuk nangis-nangisin karena sejujur-jujurnya perasaan si copywriter, ya happy buat mereka. Dan dia yakin semua yang kenal kedua emak-emak itu pasti merasa sama, karena kita tahu sama tahu apa aja perlakuan nggak adil yang sudah mereka dapatkan dari... ya... bilang aja "dia yang namanya tak boleh disebutkan".
Dalam perjalanan kisah ini, dari episode pertama sampai hari terakhir ini, emang nggak selalu berjalan mulus, tapi justru semua itu yang membuat kisah ini jadi menarik.
Sekarang si copywriter harus turun dari bukit kenangan dan kembali bertapa di lembah pekerjaan untuk menghadapi deadline dan untuk mengabdi sementara ke "dia yang namanya tak boleh disebutkan". kenapa sementara? Ya... mungkin aja besok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan, si copywriter akan mengikuti langkah ke dua emak-emak itu, mendapatkan peluang yang lebih baik. ;) Banyak berdoa dan bekerja sepenuh hati, hanya itu saja yang bisa dia lakukan.
Selamat jalan dua orang emak-emak titisan kompor gosip cap gosok-sosok. Kapan-kapan kita kumpul lagi, di bebek sobek misalnya, atau di izzi pizza. makan pake discount dari esia. huahahaha.
Thursday, October 18, 2007
Lagi-lagi Lembar putih yang Sama
Kau tahu, jauh di dalam sana mungkin sebenarnya aku tahu kemana harus melangkah. Sekarang yang aku butuhkan hanya cara dan sedikit keyakinan lebih untuk bisa menemukan jawaban tersembunyi. Tak akan lagi aku memohon lebih kepada sang waktu, karena ia absolut, utuh dan dingin. Tak akan lagi aku bertaruh dengan keberuntunganku untuk menunggu datangnya kereta kesempatan yang tepat di pikuknya stasiun harapan. Kali ini aku akan membeli tiketku sendiri, mengangkat koperku sendiri dan melangkahkan kakiku dengan kepastian untuk mengejar yang belum pasti, namun aku tak akan menyerah walau harus lelah singgah dari satu stasiun ke stasiun lainnya. Karena sekarang aku berjuang mengukir peta perjalanan hidupku. Dan entah di mana, di suatu tempat, aku pasti bisa menemukan keyakinan akan jawaban yang sebenarnya sudah terjawab, jauh di dalam sana.
Di Kala Bumi Demam
Tiba-tiba sekelibat pikiran menghampiri diri, apakah bumi sedang sakit, terserang flu mungkin, sehingga malam menyelimutinya sedemikian rapat. Lalu pesawat televisi di ruang tamuku menjawab dengan mengabarkan tentang melernya Lumpur dari hidung bumi tanpa terbendung terus menerus, lalu badai bersin yang memporak-porandakan rumah dan kehidupan di beberapa belahan dunia, lalu ada panas tinggi yang melumerkan es di kedua ujung dunia. Meninggalkan rintihan sedih beruang kutub yang kehilangan tempat berpijak dan bermain dengan anak-anaknya. Dan aku menjadi yakin kalau memang bumi sedang sakit, bahkan lebih parah dari apa yang sedang kubayangkan. Wabahnya menjalar, berbalik menyerang si virus itu sendiri. Namun tanpa disangka sebagian kecil dari bermilyar virus itu sadar dan berubah menjadi antibodi bumi, tapi sebagian besanya terus menikmati peran sebagai sang penghancur.
Menjadi bagian besar penghancur yang pelan-pelan pasti menghancurkan diri sendiri atau menjadi bagian kecil yang mampu membawa perbedaan besar dalam menyemaikan harapan bagi tawa lugu kehidupan yang hidup di balik kabut masa depan. Di manakah nurani anda berpijak?
Tuesday, October 9, 2007
Bulan Berkah Bagi Semua
Bulan ini emang membawa berkah bagi kita semua. Gimana enggak coba? Pertama, lo dapet gaji 2x lipat, terus kerja cuma 2 minggu udah gajian lagi. Liburan ampir 2 minggu, dan yang menjadikannya sempurna adalah jalanan Jakarta yang lowong dan kalau lo perhatiin, beberapa terakhir ini cuaca bener-bener mendukung. Adem... Angin bertiup sepoi membawa kesejukan membelai-membujuk pergi segala gerah dan resah. Huahahaha!
Sayangnya hari-hari seperti ini hanya terjadi setahun sekali (gak termasuk cuaca ya), jadi selama kita masih bisa, nikmatilah surga sesaat ini dengan sepenuh hati dan fisik. Karena hari-hari akan berlalu tanpa mau nengok kebelakang dan bilang "woi! santai aja, gua tungguin kok".
Selamat liburan ya semua wahai teman, saudara, pacar, musuh, dan semua orang yang gua gak kenal sekalipun, karena dalam keceriaan kita semua sama.
Sunday, October 7, 2007
Hati Seringan Awan
Aku ingin pergi, tapi tak ingin lari. Aku mau berpaling tapi dalam senyum. Aku ingin mencabut hati yang sisa setengah dengan sepenuh hati tanpa ada kesal atau kecewa, bagiku dan bagi semua. Biar aku tinggal di sini semua perih dan dendam yang juga lahir di sini. Biar semua menjadi buku usang untuk kupelajari ketika harus menghadapi tantangan di depan. Karena tak ada yang lebih menggairahkan daripada langkah pertama dengan hati seringan awan demi meraih cita yang tergantung tinggi di langit impian.
Friday, October 5, 2007
We All Got The Power To Change
Once upon a time there was a wise man who used to go to the ocean to do his journal writing. He had a habit of walking on the beach before he began his work.
One day he was walking along the shore. As he looked down the beach, he saw a human figure moving like a dancer. He smiled to himself to think of someone who would dance to the day. So he began to walk faster to catch up.
As he got closer, he saw that it was a young man and the young man wasn’t dancing, but instead he was reaching down to the shore, picking up something and very gently throwing it into the ocean.
As he got closer he called out, “Good morning! What are you doing?”
The young man paused, looked up and replied, “Throwing starfish in the ocean.”
“I guess I should have asked, why are you throwing starfish in the ocean?”
“The sun is up, and the tide is going out. And if I don’t throw them in they’ll die.”
“But, young man, don’t you realize that there are miles and miles of beach, and starfish all along it. You can’t possibly make a difference!”
The young man listened politely. Then bent down, picked up another starfish and threw it into the sea, past the breaking waves and said, “It made a difference for that one.”
There is something very special in each and every one of us. We have all been gifted with the ability to make a difference. And if we can become aware of that gift, we gain through the strength of our visions the power to shape the future. We must each find our starfish. And if we throw our stars wisely and well, the world will be blessed.
Aku Sungguh Cinta!
Thursday, October 4, 2007
Cape deeeee...
Meraba Dalam Gelap
Pernahkah kau, mencari jalan keluar dalam gelap, sendirian. Ruang sebesar apapun seakan menyusut sempit dan sesaknya merasuk langsung ke dalam dada. Ketika panik kian menjalari tubuh, mencari-cari pegangan untuk dijadikan penuntun rasanya percuma, karena hanya keyakinanmu yang mampu membuka jalan. Ketika kau merasa tak ada lagi harapan, tapi jauh di dalam hati kau tahu kau tak boleh dan tak bisa menyerah karena sekarang kau sudah berada di tengah, yang harus kau lakukan adalah tutup matamu, ambil nafas sedalam mungkin, buang setenang mungkin dan jangan abaikan suara halus yang terdengar seperti suaramu, dengarkan dan jalani apa katanya walau sepertinya tak mungkin bahkan kadang tak masuk akal. Langkahkan arahmu walau ragu terus membuntuti bagai seekor anjing hitam buduk yang setia. Di saat kau tersandung atau terperosok ke dalam lubang, bangun! Langkahkan lagi kaki yang penuh luka dan nyeri yang merong-rong. Cairkan kembali keberanian yang sempat beku dalam dinginnya sepi. Jangan biarkan impianmu jadi sekedar mimpi. Berjalanlah terus walau mata buta, karena hati pasti tahu kalau di sana, di depan sana, sebuah jalan keluar menunggu untuk ditemukan, kalau kau percaya.
Tuesday, September 25, 2007
Awal Hidup
Kadang hidup itu baru benar-benar mulai ketika kecewa menorehkan perih di wajah hati. Bukannya menjadikan dendam sebagai pijakan, tapi perasaan merelakan seakan membuka ruang bagi rasa-rasa lain yang tadinya terhimpit di sudut hati, untuk tumbuh dan bergerak bebas mengobati perih. Seperti antiseptic yang mengeringkan borok yang basah oleh darah. Pelan-pelan tapi pasti sembuh. Kemampuan menahan sakit yang menguji kokohnya tekad untuk terus maju dalam gelap yang pengab dan keberanian untuk percaya kalau segala pengorbanan akan mengantarkan kita pada satu moment yang akan mengubah seluruh hidup kita selamanya selama kita mampu berdiri tegak walau badai keras menerpa.
Thursday, September 20, 2007
Kembali Di Persimpangan
Ketika harus kembali di persimpangan
Yang dulu sempat menyesatkan
Keraguan
Ketakutan
Dan harapan
Yang lebih besar
Dan lebih segar dari lalu
Menggumpal hidup resah
Menggemuruh badai membantai
Hati yang berdiri sendiri
Di mulut nasib
Goyah mencari pijakan nyata
Yang disemukan ragu
Diremukan godam prasangka
Menjalani setiap jalan
Walau harus berkorban diri
Hanya untuk membuka mulut kegagalan
Merangkak keluar darinya
Dan kembali lagi di persimpangan
Yang dulu sempat menyesatkan
Tapi dengan kebangaan
Keberanian terus mencoba yang tak berani
Sampai akhirnya
Tepat memilih yang mana
Dengan peluh mengalir deras
Dan yakin membakar hati
Yang tak lagi goyah di mulut nasib
Tuesday, September 11, 2007
Mendung Hati
Kenapa ya beberapa hari ini hati gua serasa langit yang lagi mendung. resah dan gelap. Seakan semua harapan yang ada di diri gua habis dihisap oleh sosok yang tak bersosok. Semua hal yang gua lakukan sepertinya salah. seperti ketika gua menyentil majalah yang lagi dipegang sama bos gua di dekat mukanya tatkala gua menemukan copy yang gua bikin sama dengan yang ada di majalah itu. Haizzz... Semua tulisan yang gua bikin hari ini rasanya hambar, gak punya nyawa, gak bisa sampai langsung ke hati. parahnya lagi, blog ini susahnya setengah mati untuk bisa sign in ke new post. Gak tahu apa dada gua udah bergemuruh. Coba perasaan ini sepenuhnya menjelma langit mendung, tinggal ujan terus langsung cerah lagi. sayangnya, gua ini tipe orang yang susah nangis... kalau ada apa-apa ya dipendem, dipikir sendiri. Paling-paling cerita sama orang terdekat, tapi kan gak terus bisa cerita, nanti dia muntah lagi.
Kalau sudah gini enaknya menyalahkan sejarah diri sendiri. kenapa gak dari dulu tahu asyiknya nulis, serunya bikin iklan, belajar bahasa inggris yang serius! Kenapa dulu bisa-bisanya gua masuk ekonomi, kenapa gak masuk sastra Indonesia. dulu santai-santai sekarang baru ling-lung. Kenapa oh kenapa?! hidup ini penuh dengan sesal dan takut.
Gua pengen teriak! pengen menghilang atau terbang dibawa angin, seperti debu atau serbuk sari. huaaaaaa! Seperti ada yang mengganjal di hati tapi gak bisa keluar, rasanya seperti kalau pub gak selesai. Kalau perasaan ini terus hidup dan berkembang biak, akan hancur rasanya semua impian yang terlukis di langit angan-angan.
Sekarang gua udah harus cabut. Tapi besok gua harus kembali menghadapi perasaan yang sama. Harus kuat! Harus berani! Harus percaya! (meski dengkul lemas membayangkan). yaaa gak tahu lah... liat aja besok apa yang terjadi. Pokoknya malam ini gua harus kumpulin sebanyak-banyaknya keberanian. Pulang dulu yak! gawat mendung di hati menular ke langit malam ini. jangan hujan dulu ya... at least until i get to the temple... RUN!!
Tuesday, September 4, 2007
Berani Sendiri
Sepertinya 25 tahun sudah cukup lama bagi gua hidup bergantung dalam kenyamanan yang disediakan. Saatnya gua harus berjuang untuk diri sendiri. Waktunya buat gua mengangkat pantat dari bangku malas yang nyaman dan aman. Atau setidaknya mulai merencanakan dan memikirkan matang-matang langkah apa saja yang harus diambil.
Mempersiapkan mental dan keberanian untuk bergantung sama diri sendiri rasanya lebih penting dari semuanya. Hidup sendiri berarti harus tahan;
bangun pagi sendiri
siapin sarapan sendiri
siapin makan malam sendiri
cuci dan sterika baju sendiri
stop-in tukang roti sendiri
bayar sendiri
sendirian sendiri
kesepian sendiri
beresin kamar sendiri
cuci kamar mandi sendiri
beli kebutuhan sendiri
ke pasar sendiri
makan indomie sendiri
malam-malam sendiri
cape pulang kerja sendiri
Sepertinya masih ada lagi, tapi sekarang gak kepikiran. ya... semua ini harus dihadapi dengan dada yang lapang dan mental baja. Karena kalau gak, ya gak akan pernah dewasa seutuhnya.
Memang, untuk sekarang rasanya masih gak mungkin, karena secara penghasilan belum mendukung, tapi setidaknya gua harus ambil ancang-ancang. Doakan saja ya, semoga sepasang tahun ke depan keinginan ini bisa terwujud.
Monday, September 3, 2007
Back To Class! Yippeee...
Kemarin malam tepatnya jam 19.05 gua datang sedikit terlambat ke ruangan yang sudah dihuni lebih dari 10 orang murid dan 1 dosen. Ruangan itu tidak terlalu besar, berdinding triplek warna putih dan bangku-bangku yang disusun membentuk huruf U di hadapan si dosen yang duduk tepat di luar depan mejanya. Seperti kursus-kursus bahasa inggris pada umumnya, yang ini juga dibuka dengan hal-hal yang biasa, seperti memperkenalkan nama, daerah asal, bla bla bla dan bla bla bla... Tapi ada yang tidak biasa, yang sempat membuat hati jadi ciut, logat bahasa inggris yang keluar dari mulut si dosen. Kalau biasanya kita mengenal logat inggris US dan inggris british, yang ini inggris Jogja. medog jack! Logat itu menjadi lebih menganggu dengan cara bicaranya, seakan dia berusaha berbicara dengan hidung dan mulutnya secara bersamaan. Perawakannya yang kurus dan wajah yang bulat mengingatkan gua pada pelawak tanah air, Doyok. Sesaat gua merasa, "wah salah tempat les nih gua." tapi sesaat kemudian gua sadar kalau ini kelas grammar, jadi, mungkin saja, semoga saja, ilmu grammarnya akan jauh lebih sakti daripada cara bicaranya. Jadi sekarang gua kendurkan dulu syaraf prasangka yang makin tegang ini dan coba untuk membuka hati lebar-lebar pada segala kemungkinan yang akan terjadi nanti.
Ternyata dugaan gua benar! Keanehan cara berucap bahasa inggrisnya segera tak tertutup ketika ia mulai mengajar lebih jauh tentang grammar. Cukup saktilah ilmunya, tapi yang gua suka dari cara mengajarnya adalah filosofi dan analoginya tentang bahasa (terutama inggris) yang terkesan sederhana namun cukup mengena. Rasanya memang tak adil bila kita hanya menilai seseorang dari apa yang kita rasa pertama kali. kadang masih banyak misteri pada di dalam diri mereka yang bisa-bisa membuat kita bisa menghormati dan menghargai seseorang itu. Lagipula, siapa kita berani langsung menilai buruk seseorang, padahal kita itu sama manusia.
Karena ini kelas pertama, dan selesainya cukup malam sehingga orang bawaannya buru-buru pulang, jadi gak banyak teman sekelas yang gua kenal. Cuman ada satu aja anak cempaka putih yang namanya gua lupa (tapi kalau gua ingat sosoknya sepertinya nama Heru cocok buat dia), gua ajak pulang bareng karena bisa searah sama rumah gua.
Sampai sini dulu aja kisah gua yang kembali masuk ke ruang belajar setelah sekian lama absen. masih panjang perjalanan di depan, dan pastinya tak akan selalu berjalan mulus, tapi gua harus terus menjaga kemauan yang masih hangat ini demi menciptakan esok yang lebih baik. Semangat! ;)
Tuesday, August 28, 2007
Doaku Di Pagi Buta...
Pagi ini, ketika langit masih buta, bersama kantuk yang menggelayuti mata, aku menuliskan doa yang semoga mampu memberikan kekuatan setiap kali aku menghadapi kegagalan apapun bentuknya. Doa ini bukanlah permohonan belas kasihan atau simpati. Doa ini, walau nantinya hanya sedikit, merupakan jiwa dari semua kekuatan yang akan kupakai untuk menghadapi kerasnya kehidupan. Doa ini merupakan suplemen yang harus kuminum, bukan hanya setiap hari, tapi juga setiap saat, bahkan pada suatu saat nanti, ketika aku sedang merasa tidak membutuhkannya. Doa ini akan bermula dan bermuara pada satu ujung. Tak ada yang special dalam doa ini, tak ada juga keajaiban dalam doa ini tanpa aku menyandingkannya dengan usaha yang keras. Doaku adalah; “Terbitkanlah kekuatan dari dalam diri agar aku mampu kalahkan aku.”
Monday, August 6, 2007
Menilai hidup...
-Bill Cosby
Kenapa kita mau terus hidup dalam penilaian orang lain. apa kita harus? padahal yang baik buat kita belum tentu baik buat mereka, yang keren versi kita bisa jadi kampungan buat orang lain. kalau sudah begitu, kita mau apa? apa harus merubah diri menjadi seperti yang mereka senangi walau harus membayarnya dengan kebahagiaan kita?
Dari sebelum kita lahir aja, orang-orang sudah menilai, "duh bayinya nendang-nendang mulu, gedenya pasti nakal." Dan akan terus berlanjut sampai kita brojol ke dunia dan kembali bersatu dengan alam. Semakin kita dewasa, semakin besar juga beban yang harus ditanggung. Membawa nama baik keluarga, dan lembaga tertentu. kalau kita salah mereka juga ikut gerah. Tapi bukan berarti kita tak boleh melakukan kesalahan kan? Bukan berarti kesalahan itu tidak bisa diperbaiki kan?
Boleh suka-suka asal tidak sesuka-suka kita. Itu prinsip yang meninspirasikan kehidupan gua. Is it work? not that smooth, but yeah... Karena dalam senyata-nyatanya hidup, menjalankan prinsip itu ternyata gak gampang. Akan ada aja orang yang kepo menilai kita, padahal jelas-jelas gua gak menyusahkan mereka. Yang gua lakukan adalah mengekspresikan diri. Jadi apa adanya. gua pakai celana sobek, celana gua yang sobek dan gua yang pakai, tapi kenapa mereka yang ribut. Gak sopan lah, gak baik lah. kecuali celana loe yang gua sobek baru boleh buka bicara.
Tapi apa artinya kalau gua menyambut pendapat mereka dengan urat yang menonjol di pelipis dan hati yang panas. Selama jiwanya masih kerdil, mereka akan selalu peduli pada hal-hal kecil, toh mereka juga punya mulut yang bisa ngoceh.
Cape rasanya kalau terus hidup di bawah bayang-bayang penilaian orang lain. Lebih cape lagi berharap semua orang bisa terima gua apa adanya.
Orang akan terus menilai, sekarang tinggal kitanya apa cukup dewasa untuk memilah-milah penilaian yang benar dan yang tidak benar. Karena bila kita hidup tanpa peduli sedikitpun pada penilaian, kita akan hidup seperti banteng lepas yang ditusuk pantatnya dan ditutup matanya.
Hidup ini memang untuk orang lain, maksudnya kita hidup untuk kebahagiaan orang lain. Semua yang kita lakukan harus berdasarkan prinsip "untuk orang lain." Tapi untuk bisa hidup demi orang lain, buka berarti kita harus hidup menjadi orang lain. Everyone have their own way of doing something. Right?
Jadi gak usah terlalu pusing lah, jangan terlalu kuat jaga mukanya, sedikit baret akan menjadikan kita lebih manusia.
Enjoy life while you can. Live life to build happiness for others. Don't Live life based other's happiness.
Monday, July 30, 2007
Siapa Jual Jantung Super?
Ada yang jual jantung lebih gak? Yang lebih besar dan lebih tahan tekanan. Lebih bagus lagi kalau ada yang anti sakit. Jantung Super! Gua beli dah... tapi jangan mahal-mahal ya.
Seandainya bisa dilihat, mungkin jantung gua udah jelek bentuk nya, banyak kerutan seperti jidat orang yang kebanyakan mikir, bolong-bolong seperti saringan, dan warnanya merah tua seperti daging sapi yang lupa dimasukin kulkas.
Harus apa untuk menghentikan resah yang sering bikin dada sesak, perut mules, kepala muter-muter seperti abis kejedot lemari.
Hm... sebetulnya sih banyak yang bisa gua lakukan, tapi hanya ada satu yang gua percaya manjur untuk menawarkan resah itu, yaitu merubah untuk Berubah. Merubah sifat gua yang takut gagal dan sakit hati, berani menghadapi kenyataan supaya gua bisa berubah, bukan jadi orang lain... tetap jadi diri gua apa adanya, bedanya bisa lebih Happy dengan diri gua apa adanya.
Tuesday, July 17, 2007
Hati Untuk Dirobek
Yang Mengartikan bahasa rahasia
Tentang getar yang terus kau sangkal
Lama kau pendam
Hanya muncul
Pada sesama yang memendam
Dari hatimu ke hatinya
Langsung ke hatiku
Untuk Merobek rasa
Yang telahku rajut hati-hati
Lalu
Ku ambil sedikit harapan
Dari hati
Untuk menambal Perih yang mengigil
Untuk Menutup nanah yang meleleh
Agar nanti
ketika matamu lagi mengartikan jujur
Aku masih punya
Hati untuk dirobek
Sunday, July 15, 2007
Jujur
Meski hati terus tersayat cemburu
Walau ego harus berkorban
Karena Aku butuh dia dan hatinya
Agar terus kuat lalui hari
Yang tak selalu memberi hati
Yang sering menderma sepi
bahkan caci maki
Sampai kadang aku merasa mati
Dalam perahu yang tak kenal tepi
Andai bisa aku berkata jujur
Betapa punya arti
Sesosok manusia yang terpatri
Di ruang hati
Tempat ketidaksempurnaan ku
Bertemu kelembutannya
Dan
Ketidaksempurnaannya
Menyemangati ku
Untuk lebih mencinta
Andai bisa ku sembunyi
Dari resah rasa pilu
Akan dia menjadi bagian
Dari Sebuah kisah lain
Masa lalu di masa depan
Dalam tulisan ini aku mencoba jujur
Akan apa yang menggeliat di dada
Yang merasa pintar bercinta
Tapi
Tak sadar aku bodohi aku
Sekarang aku tahu sudah
Bodohnya aku
Untuk itu, putri
Biarkan aku jadi jujur
Kalau aku ini pecundang cinta
Tapi
Bahkan seorang pandir pun
Bisa berubah
Tuesday, July 3, 2007
Gatel Aja...
Selama aku kelamaan menulis tulisan ini, langit sudah berubah hitam. Sekarang semua yang di luar benar-benar sudah membisu. Burung-burung mungkin sudah sampai ke sarang, dan sedang menyiapkan santapan malam. Sebagian teman-teman seperjuangan ku sudah bersiap untuk balik kandang, sebagian belum bisa pergi dari depan komputernya akibat terjebak deadline. Bahkan salah satunya ditunggui klien, tepat di sebelah.
Sedangkan aku, sedang keranjingan menulis blog, jadi hasrat untuk pulang harus mengantri. Tak ada maksud khusus dalam tulisan ini, selain... yaa.... hati yang gatel mengusik sukma, membudaki jari untuk terus mengetik merangkai kata.
Tak akan pernah puas , tapi untuk sekarang rasanya harus berhenti kalau tidak mau jadi penunggu di kantor yang katanya sudah ada penunggunya. ok... bye then... see ya... Haizz! Stop writing will u! hahaha... ok2... Akh..!!!
Wednesday, June 27, 2007
Sumber Devisa Baru, TILANG!
Percaya gak, kalau Negeri kita ini bisa mendapatkan tambahan devisa yang lumayan banyak dari tilang di Jakarta. Coba Bayangkan, dalam satu lampu merah aja, bisa ada sekitar 30 motor yang melanggar lampu merah. kalau satu motor aja kena denda Rp.50.000 berarti dalam satu lampu merah yang lamanya, yaaa bilang aja satu menit, berarti 30 x 50rb = 1500.000 rupiah /menit! kalau satu hari, satu minggu, bulan, tahun... Cihui! kaya raya Jack! Dan ada berapa jumlah lampu merah di Jakarta. Ditambah lagi pelanggaran-pelanggaran lain seperti, gak punya sim, Spion gak lengkap, gak pake helm, dan lain-lain.
Memang, sumber devisa ini termasuk yang sementara, karena siapa juga yang cukup bodoh mau ditilang terus-terusan. Tapi hal itu berarti akan berkurangnya angka kecelakaan dan menciptakan kondisi lalu lintas yang lebih tertib dan teratur. Kalau udah jadi seperti itu siapa juga yang bakal menikmati?
Selain itu, harus juga dipikirkan sistem yang tepat supaya uang tilang yang terkumpul tidak masuk kantong para polisi-polisi korup. Wah yang ntu sih agak susah, tapi gua yakin bisa kalau mau usaha.
Tapi kenapa ya, hal seperti ini terpikirkan oleh seorang copywriter yang Drop Out-an sekolah ekonomi, bukan para petinggi lulusan sekolah Ekonomi ternama luar dan dalam negeri? Mungkin... karena mereka gak pernah terlalu merasakan keruwetan lalu lintas Jakarta, gak pernah hampir nabrak motor yang dengan cueknya nyelonong lampu merah. Wong kemana-mana dikawal kok, pake polisi bermotor gede dan mobil-mobil hitam misterius yang isinya para bodyguard. Setiap kali dia mau lewat satu lampu merah, maka lampu merah lain yang ada di sekitarnya langsung di blokir oleh Pak polisi bertampang gahar! Grrr! "B'rani lewat, gue gigit loe!" Guk...guk...!
Ya... sebetulnya tulisan ini cuma opini yang lahir dari kekesalan gua pada keadaan lalu lintas di Jakarta, jadi mungkin aja agak naif dan subjektif. Jujurnya lagi, letak kekesalan gua bukan hanya pada lalu lintas Jakarta, tapi juga pada orang-orang yang merasa pesimis akan keadaan Indonesia, "gak akan bisa lebih baik, kenapa kita harus taat kalau yang lain melanggar?" Gak punya prinsip! Banci! Sebetulnya gua cuma merasa kalau keadaan di Negeri tercinta ini bisa menjadi lebih baik dari sekarang. Di tengah-tengah awan gelap ketidakyakinan banyak orang, kita jangan malah terhisap ke dalamnya, ambil senter kek, petromak kek, lampu tempel kek, yang bisa menerangi keyakinan kita, kalau semua pasti bisa kalau kita mau usaha. Kalau gak mau, jangan ngaku-ngaku orang Indonesia, pergi sana ke tempat lain. Hush... Hush... ;p
Tuesday, June 26, 2007
Nostalgia Gelap
Belum lagi reda malu akan kejadian itu, gua sudah harus berhadapan dengan masalah lain yang sama. Sama-sama berhubungan dengan pendidikan, gak ada hubungannya dengan tinggal kelas tapi lebih parah lagi, DFO - Drop Fucking Out dari kampus. huaaa! yang ini bukan sekedar malu, tapi rasa bersalah karena mengecewakan ke dua orang tua membuat gua merasa semakin gelap.
Untungnya semua itu cepat berlalu, demi memuaskan hasrat belajar yang menggebu-gebu di dalam dada, gua berusaha untuk mencari tempat kuliah baru. dan akhirnya gua dapat! dan itu gratis pula, dapat beasiswa 100% dari sekolah Advertising baru. lumayan lah walau cuma setahun, tapi benar-benar membuka jalan hidup gua.
Setelah lulus, gua mendapatkan pekerjaan dari kenalan di vihara. advertising baru, baru coba-coba. Karena judulnya coba-coba, dan pengarangnya gak tau apa-apa soal advertising, jadilah pekerjaan yang tidak jelas. dalam ruangan kecil warna orange, berdua sama seorang designer gua melalui 3 bulan terjenuh dalam hidup. Dasar emang udah gak betah, ada aja kejadiaannya. pada suatu jumat di suatu minggu yang sudah lama berlalu, tiba-tiba bos gua datang dan mengatakan kalau gua di PHK. Gabruk! rasanya semua hal yang ada di dada gua langsung jatuh bawah, masuk ke perut. Pantas aja tiba-tiba dada gua terasa kosong dan perut gua mulas kepenuhan. Aneh, padahal gua gak suka kerja di sana, tapi ya kok merasa kecewa, patah hati. bermodalkan pesangon satu minggu gaji, gua pulang dan tak akan kembali.
Baru-baru ini umur gua mencapai seperempat abad. Suer gak terasa! dan semua kejadian di atas adalah rangkuman masa-masa gelap yang menjelma guru untuk menghentak dan mengingatkan kalau hidup itu keras dan gua harus bisa berusaha lebih keras supaya bisa bertahan.
Sepenuhnya sadar, kalau semua kejadian itu baru merupakan awal, dan akan masih banyak lagi batu menyandung, taik terinjak, dan lubang kejeblos, tapi di belakang semua itu, gua juga yakin akan ada tukang es cendol yang sueeegeer, abang bakso yang ueeenaak, dan ngko mie bangka yang sueedaap. ;p
Monday, June 25, 2007
Moments In Our Life
There are moments in our lives when we find ourselves at a crossroad. Afraid. Confused. Without a roadmap. The choices we make in those moment can define the rest of our days. Of course when faced with the unknown, most of us prefer to turn around and go back. But once in a while people push on to something better. Something found just beyond the pain of going it alone. And just beyond the bravery and courage it takes to let someone in. Or to give someone a second chance. Something beyond the quiet persistence of a dream. Because it’s only when you’re tested that you truly discover who you are. And it’s only when you’re tested that you discover who you can be. The person you want to be does exist. Somewhere on the other side of hard work and faith and belief.. and beyond the heartache and fear of what lies ahead…
Ini kutipan dari film One Tree Hill, gak tau season berapa, tapi begitu gua baca, rasanya nonjok banget...
Life is full of chances. Do you dare?
Sunday, June 24, 2007
1/4 Abad Sudah!
kalau dulu maen basket dan bola satu harian stamina gak ada matinya, sekarang baru 10-15 menit, stamina udah keok, kepala pusing, kaki getar-getar, dan bawaannya pengen nempel aja sama lantai.
Sekarang gua bukan lagi generasi muda yang risih setiap kali dipanggil ABG, tapi gua udah menjadi Profesional muda yang seneng banget ngaku-ngaku ABG. Yang dipikirin gak lagi kebanyakan masalah pacaran, atau gimana mengakali orang tua untuk bisa nginap di rumah teman dan sebagainya... dan sebagainya... Hari-hari penuh main-main dan tidur siang sudah lewat. Mulai khawatir kalau pulang kemaleman, karena besok harus bangun pagi dan siap menelurkan ide-ide creative yang segar di kantor. Dan perbedaan yang paling mencuat adalah perut yang makin hari makin doer alias buncit.
Baru aja teman SMP gua nelpon tiba-tiba, dan tiba-tiba bilang kalau dia mau kasih undangan. Udah mau merit? ya ampiun... kayaknya baru kemarin kita nyontek dan cabut sekolah bareng-bareng. Terus meritnya sama temen SMP juga. walaaahhh.. cinta ternyata gak kemana-mana ya. Never knew that love is sitting right next to you for all this time. hahahaha...
Perayaan ultah ke-25 kali ini hampir saja menjadi tak berarti kalau saja gua gak menulis di blog ini, hari ini. Sepenuhnya sadar kalau umur bertambah, tapi gak benar-benar dipikirkan apa yang sudah gua hasilkan hari kemarin dan apa yang akan gua perbuat besok. Sempet ngeheng beberapa saat di paragraf ini, karena gak tau apa yang mau gua tulis, apa tekad yang harus gua tanam dalam-dalam, perubahan apa yang perlu berubah secepatnya. fiuh...
Dimulai dengan mencari kesalahan-kesalahan hari kemarin untuk diperas sarinya hingga menjadi penawar demi mengobati borok-borok yang nempel di sifat gua. Meyakinkan diri kalau memang menulis lah jalan ter-happy untuk berkarya sampai tua dan mati, kalau bisa sampai kehidupan-kehidupan yang akan datang. Belajar lebih tulus sayang sama orang, gak sempit pikirannya, kalau berani mencintai harus berani sakit hati, percaya kalau cinta itu gak kemana. percaya kalau jalan gua masih panjang dan masih banyak misteri hidup yang belum gua pecahin, terakhir percaya kalau gua bisa jadi orang yang berguna buat orang lain.
Percaya, berusaha, dan mencintai...
June 24 2007
Tuesday, June 19, 2007
Selamanya Walau Tidak Lama
Ketika itu kita satu, walau kadang goyah. waktu itu kita percaya kalau semua pasti bisa.
Sekarang waktu sudah berlari (walau gak jauh-jauh amat sih), banyak hal yang udah berubah. termasuk gua dan anak-anak tim. gau bukan lagi penanggung jawab Generasi Muda Jakarta Sentra B, bukan lagi bagian dari tim, gak lagi harus ngumpul sampai malam dan memikirkan nasib anak muda. walau, kadang, harus gua akui, i kine a miss those moment but, life goes on, dan gua sadar sesadar sadarnya kalau gua gak bisa selamanya ada di sana. gua harus bisa lebih maju dan gak selamanya jadi ABG. gua sadar kalau gua gak bisa selamanya hidup di masa lalu, untuk itulah gua berusaha untuk gak intervensi dalam setiap acara-acara mereka, walau kadang nurani gua gatel juga.
sekarang gua udah menjadi bagian dari Profesional Muda. mulai harus udah mulai mikirin kerjaan dan hari depan lebih serius. sekarang gua udah kerja walau di perusahaan kecil, tapi setidaknya gua selangkah mendekati impian gua dan mulai tanggung jawab terhadap diri sendiri.
sekarang, setelah gua gak lagi jadi tim GM, gua gak mau jadi bagian dari tim PRO M. alasannya, gak click aja. Banyak yang bilang kalau gua lagi dalam masa transisi dari satu ABG (Anak Baru Gede) ke ABG (Anak Beneran gede) yang lain. dan menurut pengalaman kakak gua, yang tim Pro M sejati, dia awalnya juga seperti gua, gak mau jadi tim Pro M, tapi akhirnya toh dia kepincut abis. ya... mungkin aja, tapi untuk sekarang gua gak merasa mau.
Tapi kadang gua jadi takut kualat. Orang-orang sering bilang kalau kita gak terlalu aktif lagi, bisa-bisa dapat musibah, karma buruk, dan momok-momok yang lain. tapi aktif bagi lo dan bagi gua belum tentu sama kan? Buat orang tua dan anak muda juga beda kan? Benang merahnya cuma satu, Berani percaya dan melaksanakan. lagi-lagi melaksanakan punya arti tersendiri buat tiap-tiap orang. Bagi para staff, calpan, pandita, dan semua tim kerja mungkin arti melaksanakan berarti menyerahkan jiwa raga, waktu, kemampuan dan pikiran untuk susunan. tapi buat orang lain, bisa saja melaksanakan itu berarti percaya, datang pertemuan, rombak sifat, nyumbang, yaaa that's it. as simple as that.
Kalau sekarang gua kelihatan agak mundur atau gak terlalu aktif bantuin acara-acara di BDI, bukan berarti sinjin gua mundur. lagi gak mau terlibat terlalu dalam aja. boleh donk kadang-kadang kita merasa jenuh akibat melakukan hal yang sama berkali-kali. hm... klo boleh jujur sih, memang ada juga faktor ketidakcocokan dengan beberapa orang, dari berbagai golongan. Mungkin kecewa setelah menyadari borok dari suatu sistem yang kelihatannya sangat humanis dan manusiawi itu, juga memberikan alasan buat gua untuk menjadi sedikit malas terlibat. tapi gua juga merasa salah, karena terlalu melihat semuanya dengan kaca mata gua yang mereknya "naif". Seharusnya gua sadar, Sempurna itu gak harus terbentuk dari semua yang baik-baik, tapi juga yang buruk.
ya... sekarang ini i'm just giving time for my self, entah sampai kapan, mungkin gak akan pernah lagi kembali menjadi seperti yang dulu, tapi mental yang sudah pernah terukir tak akan pernah bisa luntur sejauh apapun waktu berlalu. Untuk itu doa, harapan, dan impian gua akan tetap terpatri untuk impian besar itu. impian apa? hehehe. If we walking with the same heart, u'll know.
Sunday, June 10, 2007
Aku Pikir Terus Maka Aku Tak Habis Pikir
Semua percaya kekal
Aku pikir aku seperti mereka
Memiliki, atau merasa memiliki
Coklat kehidupan
Yang pahitnya rasa manis
Aku pikir aku tertawa
Padahal, sesungguhnya
Kabut berubah embun di sudut mata
Meneteskan perih yang membatu
Aku pikir aku tahu
Siapa dia
Yang menjelma diri
Sampai sepi mengatakan jujur
Sampai waktu mengungkap si pandir
Aku pikir aku berpikir
Cara obati perihnya luka
Menganga berbau bangkai harapan
Aku pikir kenapa selalu aku berpikir
Meski logika tak lagi mampu bicara
Kenapa
Susah percaya seutuhnya pada rasa
Thursday, June 7, 2007
Menjawab Si Aku
Di balik kabut masa depan
Berbaik hati menampakan wajahnya
Walau hanya sebersit
Mengungkapkan arah
Pada keraguan yang tersesat di simpang jiwa
Percuma!
C'leletuk suara tanpa sosok
Dari dasar liang jiwa
Bersembunyi dalam kelam
Bersuara ketika diri lupa siapa
Kisah itu belum lagi lengkap wajahnya!
Melihatnya sama saja menipu diri
Langkahmu, yang kau pijak sekarang
Menentukan sosok wajahnya besok
Berjuanglah memecut diri
Dengan Euphoria sebagai candu
Karena hanya kamu yang mampu
Merangkai sendiri jawaban
Dari pertanyaanmu
Dan percayalah
Kau akan terbang tinggi
Setinggi Elang Menyambut Pagi
Monday, June 4, 2007
Tak Ada Terang Tanpa Gelap
Sekarang semuanya terserah pada diri sendiri. Mampukah memanjat sampai ke ujung? Karena kalau tidak hati-hati, diri bisa terjebak pada kenyamanan sebuah batang besar dengan belaian lembut sepoi angin yang membujuk untuk beristirahat sampai akhirnya kita melupakan arah tujuan atau terpeleset dari sebuah batang kecil yang licin dan jatuh kembali dalam kelamnya kegelapan.
Wednesday, May 30, 2007
An Ambigu Passion
Tell me why, Coz...
I can't Feel it and I can't see it!
What's Passion means to you anyway?
Is it only lies between your legs?
or
Just to fulfill you big fat belly?
Is it money means everything to you?
More than
A Silly smile and Gratifying felling
When We make a great work
Sorry my friend,
We may be walking in the same road
but
We're not going to the same direction
Tuesday, May 29, 2007
Complicated Me...
kalau bisa, gua bakal buka batok kepala gua, ambil si otak dan gua lepasin deh satu-satu pintalan kerumitan yang menyiksa selama ini.
kalau sudah terlanjur teracuni dengan segala kerumitan itu, gua cuma bisa, ambil nafas, memikirkan yang lain, dan berkonsentrasi dengan apa yang gua kerjain dan... lebih banyak lagi ambil nafas, jadi udara di kepala gua bisa lebih segar dan dada gua tidak sesak.
Sunday, May 20, 2007
Tekad atau Masturbasi?
Pengen hidup selamanya untuk menulis. gak butuh pujian berlebihan, gua cuma pengen ngeliat ekspresi bahagia dan puas orang setelah dan saat menikmati karya gua. karena menulis selalu membawa gua ke suatu tempat lain, di mana gua bisa menjadi diri gua apa adanya, gua bisa membagi impian gua, kemuakan, kekesalan, cinta, benci, kangen, harapan dan semuanya yang selalu hidup dan menggeliat di dalam diri gua. pengen ngeliat orang lain bahagia karena karya gua, karena itulah tujuan dari berkarya; untuk orang lain nikmati. kalau gak buat apa memeras otak membuat karya, mendingan gua masturbasi aja, toh sama-sama membahagiakan kok.
waktu tahun baru 2007 kemarin, gua memancangkan tekad dalam-dalam sampai menyentuh keteguhan yang di dalam hati. Tidak seperti tekad yang lalu-lalu, kali ini gua mau lebih realistis, nyata, dan gak tinggi mengawang. Tekad gua tahun ini dan mungkin untuk beberapa tahun di depan adalah "Gua Bertekad Untuk Menjalani apapun Tekad Gua", titik! Jelas, singkat dan merupakan hal yang gak pernah gua jalanin sepenuh hati.
Sebanyak dan setinggi apapun impian yang kita punya, kalau gak pernah coba dijalanin dan dicoba, ya... kosong jadinya.
tapi, bisa konsisten menjalani tekad gak segampang mempunyainya. karena selalu ada saja godaan yang akan meracuni keteguhan kita. Itu semua tergantung dari seserius apa Kita terhadap si tekad dan untuk apa tekad itu lahir. kalau hanya untuk memuaskan diri sendiri ya... mendingan masturbasi. hahahahaha
Izinkan Saya Mengutip Slogan Spiderman 3 "The Gratest Battle Lies Within"
"Beat Your Self and You Will Conquer The World"
Tuesday, May 15, 2007
Berani?
Tapi Hanya Yang Berani Mampu Mewujudkannya
Berani punya Impian berarti berani punya Keberanian,
Keberanian Untuk Menantang kerasnya kenyataan
Keberanian Untuk Terus bangkit walau muak sama kegagalan
Keberanian Untuk Tetap maju di antara ketidakyakinan yang meneriaki Loe untuk berhenti, sekarang
Gak Ada Impian Yang Gak Mungkin
27-29 april 2007
Monday, May 14, 2007
Inspirasi Untuk Menginspirasi
Lantas, darimana datangnya sang Inspirasi ini? Kalau kata si Mas Thomas Alpha Edison "genius is one percent inspiration and 99 percent Perspiration" dan menurut gua... bener banget... inspirasi bukan wangsit, gak jatuh dari langit, gak bisa gitu aja dapet walau kita udah kasih sesajien dan tidur di kuburan berhari-hari. inspirasi itu butuh kerja keras dan kepekaan yang tinggi akan lingkungan sekitar kita. inspirasi itu ada di mana-mana, di sebelah lo, di tukang ojek langganan, di setiap omongan dan becandaan waktu lagi nongkrong, di WC, di udara, yaaa ada di mana-mana de. tapi yang paling penting inspirasi itu lahir buat lo kalau lo berani percaya kalau dia ada, nyata, dan sedang menunggu untuk di temukan.
gak tau apa jadinya hidup gua tanpa warna-warni inspirasi. Jadi hambar, kayak malam tanpa bintang, ayam goreng tanpa sambal terasi, Harry tanpa Sally.
hm... Impian gua: "menjadi orang penuh inspirasi yang bisa menginspirasikan orang banyak." hayo doain gua supaya impian ini tercapai... soalnya gua gak punya stock impian lagi dan gua gak kebayang hidup tanpa impian, pasti kosong seperti kotak susu yang udah di sedot isinya semua, tinggal jadi sampah aja...
Inspirations For Life, Live To Inspired...
Friday, May 11, 2007
Nurani Seorang Insan Iklan
Belakangan ini gua ngerasa kalau iklan itu bagaikan pisau bermata dua, di satu sisi iklan lahir sebagai pelicin roda perekonomian dengan membangun image suatu brand sehingga brand itu bisa laku. dan kalau laku tentunya bukan hanya pengusaha yang untung, tapi banyak orang; pegawai, distributor, toko dan masih banyak lagi yang bakal cape kalau gua sebutin satu-satu.
Di sisi lain, iklan juga bisa menyampaikan... bukan kebohongan, tapi kebenaran yang tidak seutuhnya. misalnya, gua sekarang ini lagi bikin iklan pinjaman untuk TKI. Pinjaman ini menjamin para calon TKI agar tidak batal berangkat karena kekurangan dana. hm... sampai di sini emang ok2 aja, tapi masalahnya nongol ketika gua harus bikin Copywriting tentang kisah sukses para TKI yang berhasil mendulang rezeki di luar negeri. semua yang harus gua tulis adalah yang baik-baiknya dari menjadi TKI. Gaji yang lumayan, majikan yang baik, bisa nabung banyak, dll. Padahal ketika gua cari di website tentang TKI, berita yang menghujani gua adalah hal-hal negatif dari menjadi TKI. "Jenasah tenaga kerja yang ditembak anak majikannya", atau "TKW disiksa hingga mati", dan masih banyak lagi teror-teror dalam menjadi TKI.
Gua percaya, pasti banyak TKI yang beneran sukses bekerja di luar negeri, tapi yang mati dan menderita juga banyak. mungkin emang udah karmanya kenapa mereka bisa ketemu majikan yang bengis dan buas. tapi nurani gua sebagai orang iklan yang basic kerjaanya adalah mengkomunikasikan pesan tidak dengan kebohongan, melainkan dengan dramatisasi (emang tipis nih bedanya), ngerasa ada rasa simpati yang megap-megap di dalam dada gua pas waktu gua nulis kisah sukses TKI. Ada sebagian dari diri gua yang pengen ngebeberin semua sisi hitam dari menjadi TKI. tapi gak mungkin kan? bisa-bisa bos dan AE gua ambil garpu dan membunuh gua pelan-pelan (kan pake garpu).
Akhirnya supaya semua hal menjadi lebih baik dan para TKI itu bisa bekerja dengan lancar dan berhasil, gua cuma bisa berusaha membantu dengan cara yang dasar banget, yang selalu jadi harapan terakhir ketika udah buntu yaitu, berdoa. semoga mereka bisa ketemu jalan yang bener, yang akan meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarga. Semoga... Amien
Sebetulnya yang mau gua sampaikan dari tulisan yang kacau beracau ini adalah, orang iklan tuh bukan mesin pencipta konsep creative yang cuma perduli konsep iklan kita itu bisa menang pitching atau gak, konsep itu bisa menghasilkan uang banyak buat agency dan klien atau gak. Tapi orang iklan itu juga punya nurani, bisa sakit hatinya kalau tau kerjaannya, "ngerjain" konsumen. toh dia sendiri, keluarga, semua orang yang dia kenal dan disayang adalah konsumen juga.
Wednesday, May 9, 2007
Sesosok Hitam
dari satu ruang ke lainnya
menebar sesak wangi teror
munculnya tanpa suara
tanpa diundang
tanpa ba bi bu...
tahu-tahu hadir
tahu-tahu parkir
tepat di sebelah
menjarah tenang dalam hati
dia bukan jelangkung
bukan juga gundoruwo
tapi manusia dengan ribuan muslihat
yang senang menjebak
semua yang lengah melihat
tapi
dia bukan orang jahat
hanya pendek nyali
pesek nurani
Semua kesal
semua sebal
tapi dia tetap bebal
pada kepicikannya
seperti empal yang membal
tak perduli ngilunya gigi yang ditambal
Percuma rasanya
mengharap serigala berubah domba
kalau memang tak kenal niat
Berbesar hati
atau
menjadi seperti
Ambil pilihan dan hadapi hari
bersama Sesosok hitam
dalam canda bodoh
yang mengingatkan kita
kalau besok
tak selamanya bewok
***
*untuk teman2 kantor - ayo berjuang demi hidup lebih hidup!
Wednesday, May 2, 2007
Aku Pasti Tahu
Suatu Hari Nanti
Entah Kapan
Pokoknya
Aku Pasti Tahu
***
Ketika Hari itu Tiba
Saat
Aku Pasti Tahu
Di balik Tumpukan rajutan Keindahan
Di Dalam Sebuah Rahasia Warna Merah
Di sebuah Kebetulan Yang Menunggu
Sebuah Coretan Kejujuran
Menyuratkan Yang Tersirat
Dari Sebuah Hati
Yang Selalu Ku Jaga Hati-Hati
Saat Ku Balik Setiap Lembarnya
Aku Tambah Yakin
Aku Pasti Tahu
Semakin Banyak Ku Baca
Semakin Aku Tahu
Kalau Cinta Punya Silet
Mereknya Kejujuran
Sekarang Semua Lebih Jelas
Tapi
Aku Jadi Bingung
Karena Sekarang
Aku Jadi Gak Tahu
Rasa Apa Yang Lagi Asyik Mengigit
Kok sakitnya Gak Mau Pergi
Makin Lama Kian Menjepit
"Aku Gak Tahu"
Jawaban Yang Melarikan
Aku Gak Tahu
Padahal - Sebenarnya
Aku Pasti Tahu
Bila Cinta
Punya Dendam
Untuk Mengancam
Maka
Cinta Tak Sebenarnya Cinta
Sunday, April 1, 2007
Chaos
\2gjifvnjkavnerikndkjvnfjvjrndcrmdfjk?riccvmrvmrnvjrnkncvkdnvnvjfvnn
jdfnrjkvnfklvmfvmfv;flverk9u867gjfkljgmvlw=-59givmlfpresahdmfoprjvoiv
fnvokfevo?????????????????kjvl,;d,v';afv';fb,ko03p4-406957yijgrldfka;v,f
jdacdcoerfj394gfkjvkfjgpqekf34ofladkfjp3946789tygvnll;ajfroifh34o9fol''[hk
Ini isi hati gua sekarang.
Shit!
Thursday, March 29, 2007
My New Born Pal...
Sekarang gua punya tempat untuk muntahin semua perasaan yang menjepit atau pun yang melegahkan. dan yang menyenangkan lagi, itu semua dalam bentuk rangkaian kata-kata... huahahahaha
Besok weekend, saatnya bersantai setelah 5 hari tenggelam dalam kerjaan.
sebetulnya gua masih pengen nulis lebih banyak di Post-an pertama ini. tapi... hm... segini dulu deh...
Good Bye my dearest friend. have a nice weekend ya... tenang aja, lo gak bakal kesepian. soalnya banyak Blog-blo cantik yang siap untuk digebet. Have a fun & crazy weekend! daaaaaaaa