I'm Back to school! huahaha... not actually a school sich, lebih tepatnya Back To Class, ya... pokoknya belajar di kelas bersama dosen dan harus mengisi daftar hadir. Gua gak boleh datang terlalu telat, harus siap menghadapi quiz dan ujian mid and final. Kalau gak sanggup, gak bisa lulus.
Kemarin malam tepatnya jam 19.05 gua datang sedikit terlambat ke ruangan yang sudah dihuni lebih dari 10 orang murid dan 1 dosen. Ruangan itu tidak terlalu besar, berdinding triplek warna putih dan bangku-bangku yang disusun membentuk huruf U di hadapan si dosen yang duduk tepat di luar depan mejanya. Seperti kursus-kursus bahasa inggris pada umumnya, yang ini juga dibuka dengan hal-hal yang biasa, seperti memperkenalkan nama, daerah asal, bla bla bla dan bla bla bla... Tapi ada yang tidak biasa, yang sempat membuat hati jadi ciut, logat bahasa inggris yang keluar dari mulut si dosen. Kalau biasanya kita mengenal logat inggris US dan inggris british, yang ini inggris Jogja. medog jack! Logat itu menjadi lebih menganggu dengan cara bicaranya, seakan dia berusaha berbicara dengan hidung dan mulutnya secara bersamaan. Perawakannya yang kurus dan wajah yang bulat mengingatkan gua pada pelawak tanah air, Doyok. Sesaat gua merasa, "wah salah tempat les nih gua." tapi sesaat kemudian gua sadar kalau ini kelas grammar, jadi, mungkin saja, semoga saja, ilmu grammarnya akan jauh lebih sakti daripada cara bicaranya. Jadi sekarang gua kendurkan dulu syaraf prasangka yang makin tegang ini dan coba untuk membuka hati lebar-lebar pada segala kemungkinan yang akan terjadi nanti.
Ternyata dugaan gua benar! Keanehan cara berucap bahasa inggrisnya segera tak tertutup ketika ia mulai mengajar lebih jauh tentang grammar. Cukup saktilah ilmunya, tapi yang gua suka dari cara mengajarnya adalah filosofi dan analoginya tentang bahasa (terutama inggris) yang terkesan sederhana namun cukup mengena. Rasanya memang tak adil bila kita hanya menilai seseorang dari apa yang kita rasa pertama kali. kadang masih banyak misteri pada di dalam diri mereka yang bisa-bisa membuat kita bisa menghormati dan menghargai seseorang itu. Lagipula, siapa kita berani langsung menilai buruk seseorang, padahal kita itu sama manusia.
Karena ini kelas pertama, dan selesainya cukup malam sehingga orang bawaannya buru-buru pulang, jadi gak banyak teman sekelas yang gua kenal. Cuman ada satu aja anak cempaka putih yang namanya gua lupa (tapi kalau gua ingat sosoknya sepertinya nama Heru cocok buat dia), gua ajak pulang bareng karena bisa searah sama rumah gua.
Sampai sini dulu aja kisah gua yang kembali masuk ke ruang belajar setelah sekian lama absen. masih panjang perjalanan di depan, dan pastinya tak akan selalu berjalan mulus, tapi gua harus terus menjaga kemauan yang masih hangat ini demi menciptakan esok yang lebih baik. Semangat! ;)
No comments:
Post a Comment