Apa yang kau coret di punggung kertas itu?
Adakah aku mengganggu
Dengan tatapan tak rela lepas
Menatap seorang bidadari bersosok dirimu
melukis biru langit di kanvas jiwa
yang kotor oleh dosa juga dusta
Ataukah mungkin
kau torehkan kisah
Tentang seorang pungguk
yang berhasil miliki bulannya
Setelah sekian lama kisahnya
diceritakan di beratus generasi
akhirnya si pungguk memutuskan
cukup sudah dunia dipenuhi cerita tragis
sekarang saatnya
untuk mengubah cerita hidupnya
lelah dia terus bermimpi
pikirnya di suatu malam
yang lembab oleh hujan
Maka didakinya gunung tertinggi
yang pernah ada di muka bumi
berhari-hari perjuangan
lalui tebing terjal
juga salju tebal
udara dingin tipis terus menusuk
seakan berusaha merobek kulitnya
agar bisa merasuk ke dalam
untuk sedikit kehangatan
Malam sepekat tinta
dingin semakin ganas mencabik
ketika akhirnya
dia tiba di puncak tertinggi dari segala puncak
berdiri sejajar di hadapnya
keindahan yang mampu terangi semesta malam
Tapi setelah dia ada begitu dekat
kejujuran hatinya
yang terpendam beribu tahun
yang selalu dia latih ucap berkali-kali
di setiap detik dalam hidupnya
di atas muka danau,
bersama pantulan bayang rembulan
yang dia anggap senyata aslinya,
menjadi beku seketika
sekeras balok es sebesar pungguknya
yang tak muat keluar dari mulutnya
Dan dia hanya terdiam
memandang
menikmati
merasakan
gemuruh rindu
yang tertahan
dalam dadanya
Begitu banyak yang ingin
dikatakan namun,
tetap saja beku
hingga akhirnya
setetes kejujuran
meluncur pelan
dari jendela hatinya
melewati pipinya
dan tiba di ujung bibirnya
lalu, stop
hanya itu
hanya setetes itu yang mampu dikatakannya
dari berjuta-juta rasa
yang selama ini menggantung
mengganggu tidurnya
hidupnya
tapi sedikit itu telah mengatakan semuanya
Lalu dia membuka lebar tangannya
seperti ingin memeluk sesuatu
membetuk siluet yang melengkung oleh pungguk
bersatu dengan hangatnya cahaya
dalam sebuah pendar besar
yang selama ini hanya bisa dimilikinya
lewat pantulan air di muka danau
di bawah sana
ketika dia masih
menjadi seorang pemimpi
yang kisahnya diceritakan
turun temurun
untuk mengatakan "tidak mungkin"
kepada mereka sesama kaum pemimpi
No comments:
Post a Comment