Thursday, November 1, 2007

Kancing Pertama

Hari ini keponakan cewek gua, pertama kalinya merayakan ulang tahunnya. Memakai celana pendek krem dan kaos biru bertuliskan billabong di bagian belakang, rambut kipas ala punk yang terbentuk tak sengaja saat ia sedang tidur serta tawa lugunya ia pindah dari satu pelukan ke yang lainnya. Mengingat-ingat “Khan” (panggilan akrabnya) malam ini di atas kasur di dalam kamar kecil ini, memancing sebuah pikiran tentang betapa cepat waktu berlalu. Dulu, 20 tahun, 25 tahun, 40 tahun, atau mungkin 99 tahun yang lalu kita pernah menjadi polos seperti Khan. Sekiranya apa harapan yang ada di benak orang tua kita tentang siapa kita di masa depan? Dokter kah? Pengusaha, agamawan, ilmuwan, guru, copywriter, arsitek, celebrities, pelukis, sastrawan, accounting, gubernur, presiden atau apapun itu yang pasti hawanya positif. Tapi sekarang ini, siapa kita? Boro-boro positif, hobinya ngomongin kejelekan orang lain di belakangnya, mengeluh dari hari ke hari, malas, benci sana benci sini, salahin si itu dan si anu akan masalah yang menimpa kita, dan masih banyak borok-borok yang lain.

Mengingat-ingat si Khan membawa imajinasi gua berputar, seandainya sekarang gua bisa kembali ke ulang tahun pertama gua, tapi dengan memori yang sekarang (ih serem!) sekiranya apa yang akan gua lakukan, kesalahan dan penyesalan apa yang akan gua tebus? Akankah gua belajar lebih sungguh-sungguh agar tidak tinggal kelas, akankah gua berani menyatakan perasaan ke cewek yang diam-diam gua suka, akankah gua bilang ke kakek gua kalau gua sayang, akankah gua memilih sendiri potongan rambut yang nggak mirip cewek, akankah gua ikut marching band waktu pertama kali diajak, akankah gua ambil jurusan sastra Indonesia saat sedang pusing memilih junturungan? Seandainya gua benar-benar bisa kembali ke masa-masa itu, dan mengubahnya, akankah sekarang, semua hal akan menjadi lebih baik? Atau bahkan lebih buruk?

Sekarang si kecil Khan pasti sedang nyenyak terlelap, mungkin dipelukan orang tuanya yang sangat mencintainya. Dari jauh, di atas kasur, di dalam ruangan yang kecil ini, gua mengatupkan tangan dan berdoa, semoga dia bisa memiliki keberanian yang sebagian dari kita tidak mampu miliki, sehingga ia bisa hadapi kenyataan di depan yang akan semakin keras menggigit. Jadikan dia, suatu saat nanti, seseorang yang tidak melihat kesalahan dan penyesalannya di masa lalu sebagai alasan untuk mengeluh, tapi alasan untuk menjadikan ia sebagai seseorang yang lebih baik dan berguna buat orang lain (apapun itu), seperti yang pernah diharapkan ketika ia masih seorang makhluk polos dan lugu yang sedang merayakan ulang tahunnya yang pertama.

Happy 1st B’day Michael Khan Yolody

No comments: