Beberapa malam belakangan ini, di perjalanan pulang, aku tidak sendiri. Ada hujan yang menemani.
Ia hadir bersama menggelapnya hari. Menyapaku lewat rintiknya yang mengetuk-ngetuk helmku. Lewat tangan telanjangku ia susupkan sejuk yang menghangatkan. Melalui pantulan cahaya, dari aspal gelap yang sengaja ia basahi, ia ingin bicara tentang kilau harapan di saat hidup sedang sehitam malam. Bersama beribu dirinya yang membasahi diriku ia bilang kalau aku tidak sendiri, tidak pernah sendiri. Lalu, ia coba mengajakku tertawa dan menikmati hidup lewat sekumpulan anak-anak yang sedang asyik berkejar-kejaran di dalam hujan.
Beberapa malam itu, ketika semua orang berlarian menepi untuk berteduh atau memakai jas hujan untuk menghindari hujan, aku malah masuk ke tengah-tengahnya, memacu motorku dengan letupan harapan baru di dalam dada. Menyatu. Mencair. Bahagia. Lalu aku berpikir, mungkin, malam itu, hanya aku yang kesepian.
No comments:
Post a Comment