Wednesday, July 2, 2008

negatif atau positif?

Sebagai orang iklan, emang udah kodratnya, kewajibannya untuk membantu klien meningkatkan sales atau image. Jualan kata kasarnya. tapi apakah dengan tanggung jawab itu, kita yang katanya kuli berintegritas, orang-orang creative yang harga dirinya setinggi langit, boleh melakukan berbagai cara untuk menjalankan tugasnya?

Baru-baru ini (baru 5 menit yang lalu) gua dari meja temen gua. ceritanya kita mau buat brosur untuk salah satu produk dari sebuah perusahaan asuransi. Produknya asuransi pendidikan yang bertujuan mulia yaitu membantu para orang tua muda khususnya, untuk mempersiapkan dana pendidikan bagi anak-anak mereka nanti. bangga juga nih karena secara gak langsung alias jauuuuh banget, gua udah membantu mengentaskan kebodohan. Ibaratnya silsilah keluarga ada anak, ayah & ibu, kakek-nenek, buyut-cicit, nah gua tuh buyut-cicitnya. :)

Kembali ke jalur... Nah! Temen gua ini, yang baru saja kusinggahi mejanya, punya 5 usulan visual. Dari salah satu usulannya ada yang mengambil sisi negatif. Seakan-akan menakut-nakuti gt. kalau katanya dia sih biar audiencenya dikasih liat kenyataan yang ada. Misalnya mereka sedang merasa berat kalau mau sekolahin anaknya, tyerus ("y"-nya kepencet, tapi biarlah, biar gaul gt looooh) mereka liat brosur yang kita bikin dan... seakan-akan langsung ada yang berbisik ditelinga mereka,

"Hayo loooh... buat makan aja susah apalagi sekolahin anak. mati lo!" eh, tapi tunggu dulu, gua bisa bantu elo asal elo mau pake produk gua. Hihihi (ketawa licik)."

gimana? sounds like a devil over, isn't it?

Lalu teman gua yang mejanya baru saja gua kunjungi, menegaskan, "Ini bisnis man... semua sah-sah aja untuk dilakuin. yang penting bisa jualan."

Salah? gak juga... benar? juga gak juga. karena benar atau salah itu bukan hitam atau putih.

Tulisan ini bukan gua buat untuk menilai hasil, tapi alasan kenapa.

Alasan kenapa, jadi begitu penting karena kalau memang raja bagi orang-orang iklan bukan lah sang klien tapi konsumennya, masa sih kita tega nakut-nakutin raja kita sendiri? ya untung... kalau konsumen bisa menangkap pendekatan negatif kita sebagai dorongan yang positif (dan harusnya seperti itu), kalau enggak, bisa-bisa mereka jadi tambah depresi. bunuh diri lagi. hehehe

yaaaa kesimpulannya sih... hm... apa ya.... hm... ya... semua orang punya alasannya sendiri-sendiri". Mungkin aja teman gua yang mejanya baru aja gua kunjungi itu ternyata punya alasan lain selain dari yang dia udah utarakan.

Gua sih hanya mengeluarkan apa yang penat mengganggu.

begitulah tulisan ini dibuat untuk melegahkan sesak di dada yang tidak berbulu dan tidak terlalu berotot tapi tetap seksi dan kenyal bila disentuh.

sekian, selamat malam, semoga berkenaan, tidak menyinggung perasaan, sekian sekali lagi dan terima kasih sebanyak-banyaknya dari dasar lubuk hati yang paling dalam. Semoga semua diberi karunia dan kebahagiaan yang berlimpah.
Amien... Ujo, Budi, Ahmad, Supardjo.

(AKHHHH! masih ada kerjaan lagi!)

No comments: