Pernah gak elo merasa keciiiil banget? Seakan-akan lo itu hanya seper-nano-nya volume dunia ini. Elo merasa sepeti orang gagal. Sepetinya semua yang lo perjuangin selama ini, percuma. Semua yang udah lo miliki mulai terpeleset dari genggaman sedikit demi sedikit. Semua hal yang lo pikir milik elo mulai menemukan kenyataanya. Lo merasa menjadi orang yang paling tolol sedunia. Jangankan hal besar, semua hal kecil yang lo lakuin berakhir menjadi masalah besar dan lebih parahnya lagi, memalukan. Tapi bukan berarti lo diem aja, lo berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki kesalahan, tapi bukannya jadi benar, malah menciptakan salah yang baru. Otak berusaha berputar mencari jawaban dari keresahan ini, tapi pikiran menjadi kenyal dan lambat seperti seekor siput yang berusaha berlari selincah tupai. Lo ngerasa harapan sudah memalingkan wajahnya, menyimpan senyumnya, juga rindunya, cintanya, ketulusannya semua-muanya yang selama ini kau rasa akan kau miliki selamanya. Dan ketika malam menjadi sunyi, lo akan duduk sendiri di dalam kamar, di depan laptop, mendengarkan lagu-lagu cengeng tahun 90-an, sambil menuliskan ratapan tentang nasib yang begitu buruk. Lalu timbul gejala-gejala lain seperti kepala sakit, pandangan kabur, punggung berat, dan perut kembung (yang ini mah karena masuk angin kaleee). Di saat itu lo akan merasa sendirian, benar-benar hampa dan gak tahu harus melangkah kemana lagi, seperti seorang jendral yang terjebak di bentengnya sendiri, tanpa anak buah untuk membela, tanpa senjata untuk bertahan, punya kuda tapi tanpa pelarian untuk dituju, dan tanpa keberanian untuk menghadapi musuh terberat, diri sendiri.
Kalau lo sering merasa seperti ini, berarti lo orangnya sombong banget. belagu, seakan-akan hanya diri lo yang penting, yang ada di dunia ini ya cuma elo dan semua masalah-masalah lo. Yang bisa lo lakuin hanya mengatasnamakan kegagalan sebagai pembenaran sikap mengasihani diri.
PS: Suara sumbang hati yang sedang menjadi sombong.
No comments:
Post a Comment