Ketika pagi tiba
Aku tinggalkan kemalasan di atas kasurku
untuk lagi kurengkuh ketika malam kembali betahta
begitu setiap hari
Setelah diri bersih dari daki
dan perut begah terisi
aku tunggangi bebek yang siap berlari
Menuju rimba yang tak ber-peri
Lalu dimulailah pertempuran
memperebutkan seruas jalan
yang terjajah sebagian
oleh manifestasi sebuah keserakahan
Di sana-sini
terompet perang menggelegar
siapa yang bernyali
dan tak punya hati
menghimpit mereka yang sekedar berhati-hati
Tak jarang aku harus bersinggungan dengan maut
untuk mengejar waktu yang menyempit
walau aku sadar
semua ini hanya untuk mengantarkan aku kembali ke neraka
tapi, bersama semua kebusukkan itu
aku tulus bersyukur
aku masih punya tujuan
No comments:
Post a Comment