Sebagai kecambah dalam dunia iklan, gak banyak yang bisa gua bahas tentang dunia ini. wong pengetahuan gua tentang iklan juga masih cetek kok. Sebetulnya tulisan ini lahir karena gua lagi pengen nulis aja, terinspirasi setalah gua baca blog salah satu orang ups... maksud gua dewa iklan dalam negeri.
Belakangan ini gua ngerasa kalau iklan itu bagaikan pisau bermata dua, di satu sisi iklan lahir sebagai pelicin roda perekonomian dengan membangun image suatu brand sehingga brand itu bisa laku. dan kalau laku tentunya bukan hanya pengusaha yang untung, tapi banyak orang; pegawai, distributor, toko dan masih banyak lagi yang bakal cape kalau gua sebutin satu-satu.
Di sisi lain, iklan juga bisa menyampaikan... bukan kebohongan, tapi kebenaran yang tidak seutuhnya. misalnya, gua sekarang ini lagi bikin iklan pinjaman untuk TKI. Pinjaman ini menjamin para calon TKI agar tidak batal berangkat karena kekurangan dana. hm... sampai di sini emang ok2 aja, tapi masalahnya nongol ketika gua harus bikin Copywriting tentang kisah sukses para TKI yang berhasil mendulang rezeki di luar negeri. semua yang harus gua tulis adalah yang baik-baiknya dari menjadi TKI. Gaji yang lumayan, majikan yang baik, bisa nabung banyak, dll. Padahal ketika gua cari di website tentang TKI, berita yang menghujani gua adalah hal-hal negatif dari menjadi TKI.
"Jenasah tenaga kerja yang ditembak anak majikannya", atau "TKW disiksa hingga mati", dan masih banyak lagi teror-teror dalam menjadi TKI. Gua percaya, pasti banyak TKI yang beneran sukses bekerja di luar negeri, tapi yang mati dan menderita juga banyak. mungkin emang udah karmanya kenapa mereka bisa ketemu majikan yang bengis dan buas. tapi nurani gua sebagai orang iklan yang basic kerjaanya adalah mengkomunikasikan pesan tidak dengan kebohongan, melainkan dengan dramatisasi (emang tipis nih bedanya), ngerasa ada rasa simpati yang megap-megap di dalam dada gua pas waktu gua nulis kisah sukses TKI. Ada sebagian dari diri gua yang pengen ngebeberin semua sisi hitam dari menjadi TKI. tapi gak mungkin kan? bisa-bisa bos dan AE gua ambil garpu dan membunuh gua pelan-pelan (kan pake garpu).
Akhirnya supaya semua hal menjadi lebih baik dan para TKI itu bisa bekerja dengan lancar dan berhasil, gua cuma bisa berusaha membantu dengan cara yang dasar banget, yang selalu jadi harapan terakhir ketika udah buntu yaitu, berdoa. semoga mereka bisa ketemu jalan yang bener, yang akan meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarga. Semoga... Amien
Sebetulnya yang mau gua sampaikan dari tulisan yang kacau beracau ini adalah, orang iklan tuh bukan mesin pencipta konsep creative yang cuma perduli konsep iklan kita itu bisa menang pitching atau gak, konsep itu bisa menghasilkan uang banyak buat agency dan klien atau gak. Tapi orang iklan itu juga punya nurani, bisa sakit hatinya kalau tau kerjaannya, "ngerjain" konsumen. toh dia sendiri, keluarga, semua orang yang dia kenal dan disayang adalah konsumen juga.