Berdoalah. Maka kamu akan bisa melihat petunjukNya. Karena
semua itu sebenarnya sudah ada di sekitar kita. Petunjuk buruk dan petunjuk
baik. Tinggal jodoh mana yang akan datang kepadamu.
Doa adalah cara kita “ngobrol” denganNya. Seperti ketika mencurahkan
perasaan kepada seorang sahabat, atau guru, atau seorang majikan yang baik. Sehingga
ia tahu petunjuk mana yang harus ia siapkan untukmu. Bila kau diam saja, bukan
berarti Dia tidak tahu, tapi Dia akan berpikir kalau kamu bisa menyelesaikan
masalahmu sendiri.
Dia punya seluruh manusia di bumi ini dan entah makhluk
apalagi di seluruh alam semesta, yang harus ia pikirkan. Kalau kamu sendiri
saja tidak perduli dengan dirimu, buat apa Dia perduli. Jadi berdoalah.
Hanya saja, jangan kamu selalu berdoa untuk dirimu sendiri.
Tak ada orang yang suka mendengarkan seseorang yang terus menerus bicara
tentang dirinya sendiri. Begitu juga Dia. Berikan ruang, bukan sepetak, tapi
seluas lapangan sepak bola untuk mendoakan orang lain. Barulah ambil sepetak di
tepi lapangan untuk dirimu sendiri.
Berdoalah dan sertai dengan berusaha. Kalau hanya
mengatupkan tangan dan memohon, lalu duduk nonton TV atau nongkrong-nongkong
manis, sambil berharap keajaiban datang sendiri seperti seekor anak kucing
nyasar, sama saja dengan mimpi siang bolong, omong kosong, gigi ompong, otak
melompong. Lebih baik main odong-odong.
Berdoa dan berusaha tidak dapat berjalan sendiri-sendiri.
Mereka seperti sepasang kaki. Limpung bilang salah satunya tidak digunakan.
Berdoalah, karena hal itu akan membuatmu lebih peka akan
petunjukNya. Lalu singsingkan lengan bajumu, angkat pantatmu, berjuanglah untuk
mimpimu dan mimpi orang banyak.
Selamat “ngobrol” dan jangan malas keringatan.
No comments:
Post a Comment