Tuesday, December 29, 2009

Bagi sebagian orang, pesta ini tidak harus berakhir lebih cepat

Di mana-mana di jalan padang, terdengar bising suara orang-orang tertawa, ada juga yang teriak-teriak, dan ada juga yang berbisik. Sebagian menganggap itu semua sebuah keberisikan yang menjengkelkan, tapi bagiku suara-suara itu adalah gelegak ekspresi jiwa muda. Jiwa-jiwa pemberontak yang haus akan petualangan dan misteri hidup. Jiwa-jiwa seperti jiwaku, walau sudah tak selantang itu.

Masih ingat rasanya menjadi anak-anak seumuran mereka, yang rata-rata adalah anak SMP, SMA, dan mahasiswa. Persahabatan yang lebih penting dari apapun di dunia ini. Ke mana-mana selalu bersama, tertawa lepas dan buas tanpa peduli ada orang lain di sekitar kami atau tidak. Ceroboh, tidak peka, dan tak sabar. Tidak ada gunung mimpi yang tak bisa ditaklukkan. Berani menjawab semua tantangan tanpa sedikit pun keraguan karena kita berbagai keyakinan yang sama, bersama kita bintang.

Dan bintang-bintang itu pun bermunculan dalam sebuah event akbar akhir tahun, pesta kreasi anak muda, Idefest. Lebih dari 400 anak muda dari seluruh tanah air berkumpul untuk adu mental dan keahllian. Berbagai tahapan yang tak mudah adanya, mereka arungi. Mulai dari latihan di daerah masing-masing, sampai babak penyisihan dan final di Jakarta.

Seperti layaknya sebuah kompetisi, ada yang menang dan ada yang kalah. Bagi mereka yang menang, pesta ini masih akan terus berlanjut. Sepanjang kensyu tahun baru nanti, mereka akan berjalan dengan dada busung yang dipenuhi kupu-kupu kebanggaan.
Sedangkan bagi yang kalah, langit-langit ruang besar seakan runtuh ketika nama mereka tidak disebutkan menjadi pemenang atau finalis. Bulir-bulir air mata pun tak tertahankan dan langsung terjun bebas. Pesta ini berakhir lebih cepat bagi mereka.

Suara-suara bising yang penuh semangat tadi langsung pecah menjadi dua, satu sisi terdengar bisikan-bisikan syahdu penuh nasehat dan motivasi dilatari suara sesenggukan. Di sisi lain ucapan selamat dan tawa legah kemenangan berkumandang. Suasana pun menjadi sangat kontras.

Tapi bukankah memang keduanya adalah bagian dari pesta besar kreasi anak muda ini. Kalah adalah bagian alami yang tidak bisa dipecahkan dari menang. Bagai baik dan buruk, tinggi dan pendek. Seperti teori Karl Marx tentang Tuhan yang menciptakan manusia, karena tanpa manusia Ia juga tak akan ada. Kemenangan tak akan ada tanpa ada kekalahan.

Pesta ini bukan saja merayakan kemenangan, tapi juga menjunjung kekalahan. Untuk itu pesta ini tak harus berakhir bagi sebagian orang yang kalah. Justru baru saja dimulai.

Hanya juara sejati yang berani merajah keduanya pada mental. Karena siapa yang bisa merayakan kekalahan akan memeluk kemenangan.

No comments: