aku jatuh cinta pada hujan
sejak pertama kali bulir-bulir airnya memelukku
semenjak itu pori-poriku mencandu sejuknya
Merindu harum tanahnya
Siang itu terik, tapi hujan runtuh dari langit
Orang-orang panik berhamburan
Begitu juga kamu yang langsung mengernyit
Lalu lari seperti dikejar setan
Sampai di tempat teduh kamu mengaduh
Kesal melihatku malah termangu
Menengadah ke langit yang semakin gaduh
Menyambut tetes demi tetes dengan syahdu
Kamu pun mulai memanggil sambil terus mengigil
Kata-katamu berselancar di atas angin yang bertiup resah
Dari bibir mungil yang selalu membuatku salah tingkah
Aku tersenyum melihat kamu khawatir
Berusaha merekam setiap detik raut wajahmu
Karena aku tahu kamu tak akan selamanya hadir
Seperti hujan
Waktu berlalu seperti kereta yang melaju
Tapi aku seperti menanti di stasiun yang sama
Hujan turun, walau siang terik
Kata orang, hujan di kala terik berarti hujan orang mati
Aku berdiri termangu menatap langit yang semakin gaduh
Menikmati setiap tetes dengan syahdu
karena pori-poriku mencandu sejuknya
Merindu harum tanahnya
walau tak ada lagi kamu yang memanggil
No comments:
Post a Comment