Sore tampak sendu dengan langit abu-abu saat aku
mengembalikan dia ke alam. Dia yang tak akan pernah aku ketahui warna matanya,
yang tak akan pernah aku dengar celotehnya, yang tak akan pernah membuatku
khawatir dengan tingkah remajanya.
Hari itu, setelah melewati malam yang melelahkan, akhirnya papa
dan mama bisa melihatmu. Kamu yang baru berumur 4 bulan tampak seperti sedang tertidur nyenyak dalam
selaput bening yang memelukmu seperti doa yang tak terlihat tapi melindungi.
Bentuk bibirmu milik mama. Tapi orang-orang bilang wajahmu mirip papa.
Entah kenapa papa harus merasakan senangnya pertama kali
menjadi bapak dengan begitu menyakitkan. Tapi jawaban tak selalu bisa
mengobati, jadi papa berhenti mencari dan mengalihkan energi untuk menerima kenyataan.
Chaka Issai Siswanto = kehidupan yang tak terbatas. Begitu kami
menamaimu, karena kematian bukan sebuah akhir tapi sebuah jalan menuju ke
kehidupan yang baru. Lahirlah kembali dengan tubuh yang sehat di dalam keluarga
yang akan menyayangimu seperti kami menyayangimu.
Pergilah nak dengan tenang. Meski papa dan mama sudah
merelakanmu, tapi kamu akan tetap jadi yang pertama buat kita. Kamu akan tetap
jadi kakak buat adik-adikmu nanti. Kamu akan tetap jadi cucu kesayangan naynay
dan yeye.
Setiap hari di dalam doa tak lupa kami titipkan peluk dan
cium untukmu.
Selamat jalan Dedek Chaka.
-papa & mama-