Setelah sekian lama tak menunjukkan batang hidung, malam ini
aku datang ke hadapanmu membawa sejuta masalah. Tapi bagaimanapun aku tetap
berharap Engkau mau mendengar doaku.
Aku mengerti kalau Engkau pasti sibuk mengurusi begitu
banyak doa orang. Bahkan mungkin dengan masalah-masalah yang jauh lebih berat
dari yang sedang aku hadapi. Jadi aku tak akan menyita terlalu banyak waktumu
dengan berbusa-busa menjabarkan masalahku satu persatu malam ini (Aku yakin
Engkau pun juga sudah tahu). Walau orang bilang kalau Tuhan tak pernah tidur.
Jalan di depanku bercabang, kemana aku harus melangkah? Tak
perlu Engkau jawab sekarang, urus dulu orang-orang lain dengan masalah yang
lebih berat. Namun nanti di sela-sela itu, bila
ada sedikit waktu luang, ketika Engkau sedang istirahat, mungkin semacam
makan siang atau saat sedang merenggangkan tubuh, tolong luangkan sedikit
waktuMu untukku. Umatmu yang bandel ini.
Aku tak butuh keajaiban. Aku hanya butuh mengambil keputusan
yang tepat. Aku tak butuh jawaban pasti, aku hanya butuh pertanda. Kalau
keinginanku ini terlalu berat, kabulkan satu permintaanku ini.
Berikan aku keberanian. Berikan lebih banyak besi untuk
nyaliku. Sehingga seandainya aku mengambil keputusan yang salah, masih ada
kekuatan di diri untuk tidak menyerah. Untuk bangkit dan mencoba lagi. Untuk
yakin kalau suatu hari nanti, di dalam kehidupan ini, aku pasti bisa sampai.
Untuk yakin kalau Engkau akan selalu ada untukku, untuk tidak menentukan
nasibku, tapi untuk membuatku berani menuliskan nasibku sendiri.
Begitu saja. Semoga doa dari murid yang bandel ini tidak
membuatMu sakit kepala seperti aku. Karena kepada siapa lagi Engkau akan
mengadu.
Selamat malam, selamat membuat keajaiban di hidup manusia. Oh
ya satu lagi, berikan juga keberanian untuk orang-orang yang sedang menghadapi pilihan-pilihan dalam hidup mereka.