Hujan datang, orang-orang minggir, seperti pasir disapu ombak.
Bumi menangis, orang-orang meringis kedinginan. Sebagian saling mendekap menyekap hangat. Sebagian berlarian ke jalan menangkap hujan.
Hujan runtuh, orang-orang berteduh dalam cerita di sebuah warung kecil pinggir jalan. Asap rokok berulang-ulang mengepul dari mulut si pendongeng, meliuk-liuk membentuk imajinasi setiap pendengarnya.
Alam bergemuruh, anak-anak hujan melayang bersama angin yang rusuh, larut dalam air teh yang keruh dan menempel di dahi orang-orang seperti peluh yang meleleh.
Langit mencair, dingin merayap di punggung seperti ular di dalam baju. Orang-orang menggigil tak mampu bergerak bagai batu.
Malam merintik di atap genting, seperti jutaan titik yang dihujamkan. Perlahan suara orang-orang menyenyap, tinggal angin yang bersuit-suit.