Don’t be someone that spends the rest of life
regretting what hasn’t and what hadn’t.
Monday, June 28, 2010
Sunday, June 20, 2010
suara bising yang gak bikin pusing
Tiada yang lebih menyenangkan daripada menikmati hari libur dengan santai bersama keluarga, walau tidur harus terganggu.
Hari minggu dua minggu yang lalu rasanya adalah hari paling santai dalam beberapa bulan ini. Walau di kepala berbagai masalah berdesingan seperti rentetan peluru dan pecahan martir, tapi gua merasa berada di dalam ruang dengan kaca anti peluru. It gives me some sort of feeling that, somehow everything is gonna be alright. Begitulah efek sebuah hari yang begitu hangat.
Tadi pagi gongongan Leo menampar-nampar kesadaran sampai gua terpaksa sadar dari tidur, ditambah suara obrolan orang-orang rumah yang menguap dari bawah lalu menyelinap masuk ke kamar lewat sela-sela jendela dan mendengung di telinga gua. (Selalu seperti ini setiap libur.)
Walau tidur nyenyak jadi terganggu, gua gak kepikiran untuk turun ke bawah sambil marah menyuruh mereka untuk diam. Mungkin gua emang sedikit masokis, karena gua justru menikmati kebisingan itu.
Suara-suara itu seperti punya daya magis untuk menarik gua bangun dari kasur yang nyaman, walau masih super ngantuk, untuk ke bawah dan ikut sumbang suara dalam obrolan renyah minggu pagi.
Bobot pembicaraannya juga gak pernah terlalu penting, seperti membahas ketololan Leo atau hal-hal sepele lain, tapi suara-suara itu seolah mengingatkan gua kalau masih ada orang-orang yang sedang menunggu gua bangun dan akan menerima gua apa adanya walau tampang masih jelek beler dan rambut masih awut-wutan.
Apa yang masih bisa gua berikan untuk keluarga, akan gua berikan sepenuh hati. Itu termasuk jam tidur gua yang cuma bisa sedikit lebih panjang waktu libur.
Hari minggu dua minggu yang lalu rasanya adalah hari paling santai dalam beberapa bulan ini. Walau di kepala berbagai masalah berdesingan seperti rentetan peluru dan pecahan martir, tapi gua merasa berada di dalam ruang dengan kaca anti peluru. It gives me some sort of feeling that, somehow everything is gonna be alright. Begitulah efek sebuah hari yang begitu hangat.
Tadi pagi gongongan Leo menampar-nampar kesadaran sampai gua terpaksa sadar dari tidur, ditambah suara obrolan orang-orang rumah yang menguap dari bawah lalu menyelinap masuk ke kamar lewat sela-sela jendela dan mendengung di telinga gua. (Selalu seperti ini setiap libur.)
Walau tidur nyenyak jadi terganggu, gua gak kepikiran untuk turun ke bawah sambil marah menyuruh mereka untuk diam. Mungkin gua emang sedikit masokis, karena gua justru menikmati kebisingan itu.
Suara-suara itu seperti punya daya magis untuk menarik gua bangun dari kasur yang nyaman, walau masih super ngantuk, untuk ke bawah dan ikut sumbang suara dalam obrolan renyah minggu pagi.
Bobot pembicaraannya juga gak pernah terlalu penting, seperti membahas ketololan Leo atau hal-hal sepele lain, tapi suara-suara itu seolah mengingatkan gua kalau masih ada orang-orang yang sedang menunggu gua bangun dan akan menerima gua apa adanya walau tampang masih jelek beler dan rambut masih awut-wutan.
Apa yang masih bisa gua berikan untuk keluarga, akan gua berikan sepenuh hati. Itu termasuk jam tidur gua yang cuma bisa sedikit lebih panjang waktu libur.
Wednesday, June 2, 2010
Kepada malam
Subscribe to:
Posts (Atom)